Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia dan Peninggalannya
KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA – Ketika Kerajaan Hindu-Buddha mengalami kemunduran, mulai berdiri kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Agama Islam mulai masuk ke Tanah air pada abad ke-13 M. Agama dan kebudayaan Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang yang berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat (India), dan Cina.
Setelah itu ajaran Islam mulai berkembang pesat di Indonesia. Hal ini terbukti dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di tanah air. Berikut ini adalah contoh dan penjelasan lengkap kerajaan Islam yang pernah berdiri di Indonesia.
Perubahan di bidang politik saat itupun ikut berubah dengan munculnya agama dan kepercayaan baru. Hal ini dibuktikan dengan munculnya sebuah kerajaan islam di tanah jawa pada abad ke 15. Kerajaan Islam yang pertama di pulau jawa yaitu Kerajaan Demak atau sering disebut Kesultanan Demak.
Berikut ini kerajaan-kerajaan islam di jawa:
1. Kesultanan atau Kerajaan Demak (1500 - 1550)
Kesultanan atau Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa. Selain itu, Kesultanan ini merupakan kerajaan islam terbesar di pulau jawa. Pada awalnya Demak merupakan sebuah kadipaten pada masa kejayaan kerajaan Majapahit.
Kadipaten Demak berkembang menjadi sebuah Kerajaan Islam setelah Majapahit mengalami kemunduran akibat perang saudara. Pada masa kejayaan Kerajaan Demak, kesultanan ini menjadi pusat penyebaran agama Islam di Jawa maupun Nusantara pada saat itu.
Salah satu bukti peninggalan bersejarah kerajaan Demak ialah berdirinya Masjid Agung Demak. Masjid peninggalan Wali Songo tersebut menjadi bukti bahwa Demak pernah menjadi pusat penyebaran Agama Islam di Nusantara.
Artikel Terkait : Kerajaan Demak
2. Kesultanan atau Kerajaan Banten (1524 - 1813)
Kerajaan Islam di Jawa yang kedua adalah Kerajaan yang berada di tanah atau Tatar Pasundan. Kerajaan Islam ini bernama Kesultanan Banten. Sejarah berdirinya Kerajaan Banten berawal dari masa kejayaan Kerajaan Demak yang memperluas wilayah hingga pesisir Jawa Barat.
Ketika itu Putra Sunan Gunung Jati yaitu Maulana Hasanuddin berhasil menaklukkan wilayah Banten. Kerajaan Banten kemudian menjadi sebuah pusat penyebaran islam di pesisir Jawa Barat. Namun, kesultanan Banten akhirnya mengalami masa kepunahan di tahun 1813. Hal ini dikarenakan kedatangan Belanda ke wilayah Nusantara.
3. Kesultanan atau Kerajaan Cirebon (1552 - 1677)
Sejarah berdirinya Kerajaan Cirebon berawal pada abad ke-15 dan 16 Masehi. pada waktu itu, Kerajaan Cirebon menjadi Kerajaan Islam yang sangat terkenal di Benua Asia. Faktor posisi yang strategis menjadi faktor utama kejayaan kesultanan ini. Kerajaan Cirebon terletak di jalur perdagangan dan pelayaran antar pulau sehingga menjadi pusat keramaian pada saat itu.
Selain menjadi sebuah jembatan perdagangan, kerajaan ini juga menjadi tempat para pedagang dan kapal singgah. Sehingga pada waktu itu Kerajaan Cirebon menjadi sebuah pusat pertemuan kebudayaan dari berbagai daerah.
4. Kesultanan atau Kerajaan Pajang (1568 – 1618)
Kerajaan Pajang merupakan sebuah kerajaan Islam yang berdiri pada tahun 1568 di Jawa Tengah. Pada awalnya kerajaan ini berada dalam kekuasaan kerajaan Demak. Namun pada saat Sultan Trenggana (Raja Demak) meninggal, seluruh daerah kekuasaan Demak memisahkan diri salah satunya yaitu kesultanan Pajang.
Bukti bersejarah Kesultanan Pajang masih ada hingga saat ini. Peninggalan bersejarah itu berada di kota Surakarta tepatnya di Keluarahan Pajang. Sebuah pondasi dan reruntuhan keraton Pajang masih bisa kita lihat sebagai bukti bersejarah tempat kejayaan Kerajaan Pajang pada masa lalu.
5. Kesultanan atau Kerajaan Mataram (1586 - 1755)
Kesultanan Mataram adalah kerajaan Islam yang berdiri pada abad ke-15 M tepatnya pada tahun 1586. Raja pertama Kerajaan Mataram merupakan putra dari Ki Ageng Pemanahan yaitu Sutawijaya. Kerajaan Mataram pernah berjasa dalam menyatukan tanah Jawa pada masa kejayaannya. Kerajaan ini berperang melawan Belanda dengan VOC-nya di Batavia.
Peninggalan sejarah Kerajaan Mataram dapat kita lihat hingga saat ini yaitu sebuah kampung Matraman di Jakarta. Selain sebuah kampung kerajaan ini memberikan peninggalan sejarah yang dilestarikan hingga saat ini yaitu sistem persawahan di Pantai Utara, Penggunaan huruf Jawa dalam bahasa Sunda, sistem politik feodal, dan batas daerah administrasi yang berlaku hingga saat ini.
6. Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (1755-sekarang)
Selain 5 Kerajaan Islam diatas, Kasunanan Hadiningrat (Surakarta) dan Kasultanan Hadiningrat Ngayogyakarta masih ada hingga saat ini. Kedua Kasunanan ini adalah pecahan dari Kerajaan Mataram Islam yang hancur akibat perang saudara.
Sebab keruntuhan ini bermula dari Perjanjian Giyanti dengan Belanda pada tanggal 13 Februari 1755. Perjanjian itu berdampak pada Kerajaan Mataram yang dipisah menjadi dua bagian hingga sekarang yaitu Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta.
Berikut ini sejarah berdirinya Kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera :
1. Kerajaan Samudera Pasai
Pada abad ke-12 ajaran Islam masuk ke wilayah Nusantara dibawa oleh pedagang Arab, Gujarat, dan Persia. Para pedagang ini pertama kali memasuki wilayah Nusantara melalui pantai Timur Sumatera tepatnya di daerah Pasai dan Perlak.
Pada masa itu, di daerah Hindustan dan Persia sedang berkembang aliran Syiah bertepatan dengan Dinasti Fatimah yang berkuasa di Mesir juga menganut aliran tersebut. Para pedagang dari daerah tersebut mulai menyebarkan ajaran Islam ketika mereka bermukim di muara Sungai Pasai dan muara Sungai Perlak.
Awal mula penyebaran agama ini sebenarnya berawal dari runtuhnya Dinasti Fatimah di mesir yang beraliran syiah. Dinasti ini digantikan oleh Dinasti Mamluk yang beraliran Syafi'i dan menghapus aliran Syiah di Mesir. Tidak hanya itu, Mamluk juga mengutus Syekh Ismail untuk menghapus pengaruh syiah di pesisir Timur Sumatera.
Utusan Mamluk ini mengangkat Marah Silu menjadi sultan di Pasai dan diberikan gelar Sultan Malikul Saleh. Sebenarnya Kerajaan Pasai ini termasuk dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit yang memperluas wilayahnya hingga Sumatera. Namun seiring kemunduran Kerajaan Majapahit, wilayah Pasai berkembang menjadi sebuah Kerajaan Islam pertama di Nusantara.
Dibawah ini adalah Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Samudera pasai:
Kerajaan Islam pertama di Indonesia mengalami masa kejayaan dan menjadi pusat belajar Islam. Bukti kuat pernah berjayanya kerajaan ini adalah catatan dari Ibnu Batutah asal Maroko. Beliau menyebutkan bahwa Samudera Pasai merupakan sebuah kerajaan yang menjadi pusat studi Islam di Nusantara saat itu. Beliau menulis hal ini karena ia pernah berkunjung ke Kerajaan Samudera pasai pada tahun 1345-1346.
2. Kerajaan Islam Palembang Darussalam di Sumatera Selatan
Kesultanan Palembang Darussalam merupakan sebuah kerajaan islam di Indonesia yang bertempat di Palembang, Sumatra Selatan. Kerajaan Islam ini diumumkan secara resmi oleh Sri Susuhan Abdurrahman pada tahun 1659. Sri Susuhan Abdurrahman adalah bangsawan keturunan Jawa dan beliau merupakan seorang penganut ajaran Islam.
Kerajaan Islam ini pada akhirnya dihancurkan oleh Belanda yang berada di Sumatera saat itu tepatnya tanggal 7 Oktober 1823. Walaupun demikian, bukti-bukti keberadaan Kerajaan Palembang tercatat dalam coretan sejarah.
Seorang ahli geografi asal Perancis bernama Malthe Conrad Bruun yang berada di Palembang sekitar tahun 1755 hingga 1826 menulis catatan mengenai Kerajaan Palembang. Beliau menjelaskan bahwa keadaan Kerajaan Palembang saat itu dihuni berbagai etnis seperti Cina, Siam, Jawa, dan Melayu. Selain itu dia juga menyebutkan berbagai bangunan yang berada di kota tersebut seperti istana Kerajaan yang didirikan dengan menggunakan batu bata.
3. Kerajaan Islam Pagaruyung, Kerajaan Malayapura, dan Kerajaan Dharmasraya di Sumatera Barat
Kerajaan Islam di Sumatera lainnya adalah Kerajaan Pagaruyung dan Malayapura. Kedua Kerajaan ini berada di Sumatera Barat. Awalnya keduanya merupakan satu kerajaan seperti tercatat dalam prasasti Amogphapasa. Disebutkan bahwa Adityawarman seorang raja dari Malayapura menyatakan dirinya sebagai penguasa Tanah Malayu di Suwarnabhumi.
Kedua Kerajaan Islam ini mengalami kehancuran saat perang Padri berlangsung pada masa itu. Pihak Belanda memecah belah kekuasaan lewat perjanjian-perjanjian yang merugikan kerajaan. Pada akhirnya perjanjiaan itu menguntungkan pihak Belanda dan Kerajaan Pagaruyung menjadi wilayah yang dikuasai oleh kolonial.
Sebagai catatan selain kedua kerajaan tersebut, masih ada suatu Kerajaan Islam Dharmasraya di wilayah Sumatera Barat. Meskipun hanya sedikit bukti dan catatan sejarah mengenai kerajaan ini namun tetap harus kita ketahui. Kerajaan Dharmasraya merupakan pecahan dari Kerajaan Malayapura pada saat masa kekuasaan Raja Adityawarman.
Sejarah Nasional menyebutkan bahwa pernah ada 4 Kerajaan Islam yang ada di Papua saat ajaran Islam berkembang disana. Penyebaran ajaran Islam ini dibawa oleh para pedagang Bugis yang singgah dan bermukim di pulau Papua. Berikut ini adalah Kerajaan-kerajaan Islam di Papua:
1. Kerajaan Waigeo berada di Pulau Waigeo dengan pusat kekuasaan di Wewayai.
2. Kerajaan Salawati berada di Pulau Salawati dengan pusat kekuasaan di Samate.
3. Kerajaan Sailolof berada di Pulau Salawati Selatan dengan pusat kekuasaan di Sailolof.
4. Kerajaan Misool berada di Pulau Misol dengan pusat kekuasaan di Lilinta.
Selain 4 Kerajaan Islam tersebut diatas ternyata masih ada beberapa Kerajaan Islam lainnya di Tanah Papua. Kerajaan-kerajaan ini tepatnya berada di kepulauan Raja Ampat. Berikut ini daftar kerajaan Islam di Raja Ampat:
Bermula dari ajaran Islam yang dibawa dan disebarkan oleh para pedagang dari Bugis. Pada masa itu para pedagang sepertinya selain berdagang mereka mempunyai misi menyebarkan suatu kepercayaan. Istilah terkenalnya Gold, Glory, dan Gospel yang memiliki arti Kekayaan, Kekuasaan, dan Kepercayaan.
Dikisahkan pada masa itu seseorang bernama Haweten Attamimi pedagang dari Arab singgah dan menyebarkan ajaran Islam di Papua khususnya Fakfak. Pria ini sebelumnya telah sukses membawa pengaruh besar perkembangan Islam di Tanah Ambon. Cara dan proses pengislaman warga setempat tergolong unik dan aneh pada masa itu. Beliau menyebarkan Islam lewat ajakan untuk berkhitan.
Namun dalam catatan lainnya menyebutkan bahwa ajaran Islam di Papua berasal dari Bacan. Bacan merupakan sebuah Kesultanan yang dipimpin oleh Sultan Mohammad al Bakir. Beliau merencanakan akan menyebarkan ajaran Islam di Sulawesi, Nusa Tenggara, Kalimantan, Papua, bahkan Jawa. Catatan sejarah ini didukung oleh pendapat sejarawan luar negeri bernama Thomas Arnold. Ia mengatakan bahwa Zainal Abidin merupakan Raja Bacan yang pertama yang memeluk islam pada masa jabatannya tahun 1521.
Berkat jasa Kesultanan Bacan ini, hampir seluruh wilayah Papua pada masa itu berkembang ajaran Islam. Selain itu kepercayaan Animisme di Tanah Papua berhasil dihilangkan oleh Kesultanan ini. Kurangnya sumber sejarah membahas perkembangan Islam di tanah Papua pada jaman dahulu bisa jadi merupakan propaganda oleh kolonial Belanda. Hasilnya dapat kita lihat saat ini bahwa Agama Islam menjadi minoritas di Tanah Papua.
Proses penyebaran Islam di Sulawesi ini memang agak terlambat, karena perkembangan ajaran Islam baru tersebar di abad 15 M. Berbeda dengan Sumatera dan Jawa yang sudah terlebih dahulu berkembang. Wilayah Sulawesi baru menjadi sasaran perdagangan dunia setelah Sumatera dan Jawa yang secara otomatis ajaran Islam masuk ke Sulawesi baru terjadi setelah banyaknya pedagang Islam singgah di wilayah ini.
Seiring perkembangan Islam yang semakin besar, wilayah Sulawesi Selatan yang menjadi cikal bakal masuknya para pedagang islam menjadi pusat belajar Islam. Tepatnya di daerah Lawu, Gowa, dan Tallo perkembangan Islam sangat pesat. Daerah ini berkembang menjadi sebuah Kerajaan Islam yang sangat terkenal dan mempunyai pengaruh besar dalam perdagangan dan penyebaran Islam sampai akhir abad 16 M.
Berikut ini Kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi:
1. Kerajaan Gowa-Tallo
Pada awalnya Kerajaan ini merupakan dua Kerajaan yang berbeda. Namun seiring berkembanganya ajaran Islam kedua Raja di masing-masing kerajaan memeluk Islam pada tanggal 22 September 1605 M. Pada akhirnya kedua kerajaan ini bergabung dan menjadi kuat hingga menjadi sebuah kerajaan besar pada masa itu.
Meskipun Kerajaan Gowa-Tallo merupakan kerajaan Islam namun mereka mempunyai toleransi yang tinggi kepada masyarakat. Pada saat masa pemerintahan Sultan Muhammmad Said (1639-1653) dan Sultan Hasanuddin (1639-1669) portugis yang mayoritas beragama Kristen Katolik dibebaskan memilih kepercayaannya.
Faktor toleransi beragama ini menjadi hal yang sangat istimewa karena ternyata toleransi beragama sudah ada sejak saat itu. Berkat toleransi ini Kerajaan Gowa-Tallo memiliki hubungan baik dengan berbagai pihak dan dikenal sebagai Kerajaan Dagang Terbesar saat itu.
2. Kerajaan Bone
Perkembangan ajaran Islam di Bone sebenarnya karena pengaruh besar dari Kerajaan Gowa. Pada masa itu, Sultan Alaudin mulai menyebarkan ajaran Islam secara damai ke masyarakat Bone. Sang sultan utusan Kerajaan Gowa ini berdakwah ke Kerajaan Bone.
Pada tahun 1611 M, Raja Bone XI yaitu La Tenri Ruwa memeluk Agama Islam meskipun banyak yang menentang pada masa itu. Setelah itu Kerajaan Bone menjadi salah satu Sejarah sebagai Kerajaan Islam di Indonesia.
3. Kerajaan Konawe
Kerajaan Islam ini terletak di Sulawesi Tenggara. Pada abad ke-18 ajaran Islam mulai masuk ke wilayah Kerajaan Konawe. Seperti yang kita ketahui ajaran Islam pada masa itu dibawa oleh para saudagar dan pedagang dari Bugis dan Ternate.
Para pedagang singgah dan menetap di wilayah Konawe dan memberikan pengaruh besar kepada kepercayaan masyarakat saat itu. Perlahan mereka menerima ajaran Islam dan Kerajaan Konawe akhirnya menjadi Salah satu Kerajaan Islam di Sulawesi.
1. Kerajaan Ternate
Kerajaan Ternate merupakan salah satu Kerajaan Islam di Indonesia yang berdiri pada abad ke-13 M. Kerajaan ini beribukota di Sampalu tentunya di Pulau Ternate. Maluku. Sebelum Kerajaan Ternate berdiri, di Maluku sudah ada beberapa kerajaan seperti Tidore, Bacan, Jaelolo. Akan Tetapi Kerajaan Ternate tercatat sebagai kerajaan paling maju dan berjaya di Maluku. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya para pedagang dari seluruh Nusantara berdatangan ke Kerajaan Ternate pada masa itu.
2. Kerajaan Tidore
Seperti yang kita ketahui diatas bahwa Kerajaan Tidore sudah ada sebelum Kerajaan Ternate berdiri. Kerajaan Tidore berdiri tahun 1081 M atau akhir abad ke 10 M. Akan tetapi Kerajaan Tidore baru berubah menjadi Kerajaan Islam pada abad ke-14 M sekitar tahun 1471. Raja Tidore yang pertama adalah Muhammad Naqal
Ajaran Islam masuk ke Tidore pada abad ke-14 dibawa oleh Ciriliyah atau Sultan Jamaluddin. Beliau merupakan Raja Tidore kesembilan dan berhasil mengubah Kerajaan Tidore menjadi salah satu Kerajaan Islam di Indonesia. Sebagai catatan bahwa Sultan Jamaluddin memeluk Islam berkat ajaran dari dakwah yang disampaikan Sheikh Manshur yang berasal dari Arab.
Kesultanan Jambi
Kesultanan Jambi merupakan salah satu Kerajaan Islam yang terletak di Pulau Jambi. Kerajaan ini berbatasan langsung dengan Kerajaan Minangkabau dan Kerajaan Indragiri. Di bagian selatan kerajaan Jambi berbatasan langsung dengan Kesultanan Palembang. Kesultanan Jambi mempunyai ibukota sebagai pusat pemerintahan di Kota Jambi yang terletak di pinggir sungai Batanghari.
Seperti yang kita ketahui sejarah Kesultanan Jambi sangat panjang ceritanya. Bermula dari menjadi bagian dari wilayah Kerajaan Malayu kemudian Sriwijaya dan Majapahit. Pengaruh Kerajaan terdahulu masih sangat kental di Kesultanan ini. Berbagai adat dan kepercayaan orang jawa masih dilestarikan oleh Kesultanan Jambi.
Berikut ini adalah daftar Raja atau Sultan yang pernah memerintah Kesultanan Jambi:
Pada tahun 1300 hingga 1400 terdapat 3 Kerajaan Islam yaitu Kerajaan Siak, Indragiri dan Kampar. Ketiga Kerajaan tersebut adalah bekas wilayah kekuasaan Kerajaan Singasari Majapahit dan Malaya. Kerajaan-kerajaan tersebut menjadi Kerajaan Islam di abad ke-15 tepatnya setelah Kerajaan Samudera Pasai dan Malaka berkuasa di tanah Sumatera.
Namun selain ketiga kerajaan diatas masih ada beberapa kerajaan islam lain yang berada di Riau. Perkembangan islam saat itu membuat kerajaan-kerajaan disana berubah menjadi bernuansa Islami. Hal ini dapat kita lihat dengan munculnya beberapa kerajaan islam baru di Riau.
Dibawah ini adalah daftar Kerajaan Islam yang berada di Riau:
Pulau Nusa Tenggara merupakan daerah di Indonesia yang mempunyai keanekaragaman budaya dan kekayaan alam. Selain itu pulau ini memiliki banyak peninggalan sejarah dari kerajaan-kerajaan yang pernah berjaya pada masa lalu.
Peninggalan sejarah yang banyak ditemukan di Nusa Tenggara merupakan peninggalan sejarah dari Kerajaan Selaparang dan Kerajaan Bima. Kedua Kerajaan tersebut adalah Kerajaan Islam terbesar di daerah Nusa Tenggara Barat.
1. Kerajaan Selaparang
Masuknya ajaran Islam di Nusa Tenggara diperkirakan pada ke-15 Masehi. Seorang sunan bernama Sunan Serapan yang merupakan putra dari Sunan Giri berperan penting dalam perkembangan Islam di pulau ini.
Pada tahun 1540 hingga 1550 banyak mubalig yang berdatangan dari Makasar untuk menyebarkan Islam. Kerajaan Selaparang merupakan salah satu Kerajaan Islam yang berdiri di Lombok saat Islam berkembang pesat di Nusa Tenggara.
2. Kerajaan Bima
Selain Kerajaan Selaparang di Lombok, ada sebuah Kerajaan Islam lainnya di Nusa Tenggara Barat yaitu Kerajaan Bima. Letak Kerajaan Bima berada di pantai timur Pulau Sumbawa yang pada saat ini dikenal dengan nama Kota Bima.
Dibawah ini adalah sultan atau raja yang pernah memerintah di Kerajaan Bima:
Kerajaan Perlak mempunyai wilayah kekuasaan di Timur Aceh. Kerajaan Islam ini berdiri tahun 840 M hingga tahun 1292 M. Di akhir pemerintahan, Kerajaan Perlak bergabung dengan Kerajaan Samudera Pasai.
Dari beberapa peninggalan sejarah Kerajaan Isalm yang berseni Islam tersebut seperti istana atau keraton, masjid, pesantren, batu nisan, makam, seni sastra, dan juga perayaan keagamaan. Di bawah ini termasuk peninggalan-peninggalan kerajaan islam di seluruh Indonesia yang banyak dikenal dan keberadaanya masih ada sampai sekarang.
1. Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai
Setelah itu ajaran Islam mulai berkembang pesat di Indonesia. Hal ini terbukti dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di tanah air. Berikut ini adalah contoh dan penjelasan lengkap kerajaan Islam yang pernah berdiri di Indonesia.
KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
Berikut ini adalah kerajaan-kerajaan islam di Indonesia dan Peninggalan-peninggalan bersejarahnya:
A. KERAJAAN ISLAM DI JAWA
Masuknya Agama Islam di Indonesia ternyata bukan hanya mengubah adat dan kepercayaan orang Jawa terhadap cara mempercayai ketuhanan atau tauhid yang mereka percayai sebelumnya, namun juga merubah berbagai macam hal lain salah satunya yaitu dalam bidang politik.Perubahan di bidang politik saat itupun ikut berubah dengan munculnya agama dan kepercayaan baru. Hal ini dibuktikan dengan munculnya sebuah kerajaan islam di tanah jawa pada abad ke 15. Kerajaan Islam yang pertama di pulau jawa yaitu Kerajaan Demak atau sering disebut Kesultanan Demak.
Berikut ini kerajaan-kerajaan islam di jawa:
1. Kesultanan atau Kerajaan Demak (1500 - 1550)
Kesultanan atau Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa. Selain itu, Kesultanan ini merupakan kerajaan islam terbesar di pulau jawa. Pada awalnya Demak merupakan sebuah kadipaten pada masa kejayaan kerajaan Majapahit.
Kadipaten Demak berkembang menjadi sebuah Kerajaan Islam setelah Majapahit mengalami kemunduran akibat perang saudara. Pada masa kejayaan Kerajaan Demak, kesultanan ini menjadi pusat penyebaran agama Islam di Jawa maupun Nusantara pada saat itu.
Salah satu bukti peninggalan bersejarah kerajaan Demak ialah berdirinya Masjid Agung Demak. Masjid peninggalan Wali Songo tersebut menjadi bukti bahwa Demak pernah menjadi pusat penyebaran Agama Islam di Nusantara.
Artikel Terkait : Kerajaan Demak
Kerajaan Demak |
2. Kesultanan atau Kerajaan Banten (1524 - 1813)
Kerajaan Islam di Jawa yang kedua adalah Kerajaan yang berada di tanah atau Tatar Pasundan. Kerajaan Islam ini bernama Kesultanan Banten. Sejarah berdirinya Kerajaan Banten berawal dari masa kejayaan Kerajaan Demak yang memperluas wilayah hingga pesisir Jawa Barat.
Ketika itu Putra Sunan Gunung Jati yaitu Maulana Hasanuddin berhasil menaklukkan wilayah Banten. Kerajaan Banten kemudian menjadi sebuah pusat penyebaran islam di pesisir Jawa Barat. Namun, kesultanan Banten akhirnya mengalami masa kepunahan di tahun 1813. Hal ini dikarenakan kedatangan Belanda ke wilayah Nusantara.
3. Kesultanan atau Kerajaan Cirebon (1552 - 1677)
Sejarah berdirinya Kerajaan Cirebon berawal pada abad ke-15 dan 16 Masehi. pada waktu itu, Kerajaan Cirebon menjadi Kerajaan Islam yang sangat terkenal di Benua Asia. Faktor posisi yang strategis menjadi faktor utama kejayaan kesultanan ini. Kerajaan Cirebon terletak di jalur perdagangan dan pelayaran antar pulau sehingga menjadi pusat keramaian pada saat itu.
Selain menjadi sebuah jembatan perdagangan, kerajaan ini juga menjadi tempat para pedagang dan kapal singgah. Sehingga pada waktu itu Kerajaan Cirebon menjadi sebuah pusat pertemuan kebudayaan dari berbagai daerah.
4. Kesultanan atau Kerajaan Pajang (1568 – 1618)
Kerajaan Pajang merupakan sebuah kerajaan Islam yang berdiri pada tahun 1568 di Jawa Tengah. Pada awalnya kerajaan ini berada dalam kekuasaan kerajaan Demak. Namun pada saat Sultan Trenggana (Raja Demak) meninggal, seluruh daerah kekuasaan Demak memisahkan diri salah satunya yaitu kesultanan Pajang.
Bukti bersejarah Kesultanan Pajang masih ada hingga saat ini. Peninggalan bersejarah itu berada di kota Surakarta tepatnya di Keluarahan Pajang. Sebuah pondasi dan reruntuhan keraton Pajang masih bisa kita lihat sebagai bukti bersejarah tempat kejayaan Kerajaan Pajang pada masa lalu.
5. Kesultanan atau Kerajaan Mataram (1586 - 1755)
Kesultanan Mataram adalah kerajaan Islam yang berdiri pada abad ke-15 M tepatnya pada tahun 1586. Raja pertama Kerajaan Mataram merupakan putra dari Ki Ageng Pemanahan yaitu Sutawijaya. Kerajaan Mataram pernah berjasa dalam menyatukan tanah Jawa pada masa kejayaannya. Kerajaan ini berperang melawan Belanda dengan VOC-nya di Batavia.
Peninggalan sejarah Kerajaan Mataram dapat kita lihat hingga saat ini yaitu sebuah kampung Matraman di Jakarta. Selain sebuah kampung kerajaan ini memberikan peninggalan sejarah yang dilestarikan hingga saat ini yaitu sistem persawahan di Pantai Utara, Penggunaan huruf Jawa dalam bahasa Sunda, sistem politik feodal, dan batas daerah administrasi yang berlaku hingga saat ini.
6. Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (1755-sekarang)
Selain 5 Kerajaan Islam diatas, Kasunanan Hadiningrat (Surakarta) dan Kasultanan Hadiningrat Ngayogyakarta masih ada hingga saat ini. Kedua Kasunanan ini adalah pecahan dari Kerajaan Mataram Islam yang hancur akibat perang saudara.
Sebab keruntuhan ini bermula dari Perjanjian Giyanti dengan Belanda pada tanggal 13 Februari 1755. Perjanjian itu berdampak pada Kerajaan Mataram yang dipisah menjadi dua bagian hingga sekarang yaitu Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta.
B. KERAJAAN ISLAM DI SUMATERA
Bukan hanya di Jawa, Kerajaan Islam juga tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satunya ialah Pulau Sumatra yang terdapat Kerajaan Islam Pertama di Indonesia yaitu Samudera Pasai. Selain itu terdapat juga Kerajaan Islam di beberapa wilayah Sumatera seperti Kerajaan Pagaruyung dan Kerajaan Malayapura.Peta Kerajaan Islam di Sumatera |
1. Kerajaan Samudera Pasai
Pada abad ke-12 ajaran Islam masuk ke wilayah Nusantara dibawa oleh pedagang Arab, Gujarat, dan Persia. Para pedagang ini pertama kali memasuki wilayah Nusantara melalui pantai Timur Sumatera tepatnya di daerah Pasai dan Perlak.
Pada masa itu, di daerah Hindustan dan Persia sedang berkembang aliran Syiah bertepatan dengan Dinasti Fatimah yang berkuasa di Mesir juga menganut aliran tersebut. Para pedagang dari daerah tersebut mulai menyebarkan ajaran Islam ketika mereka bermukim di muara Sungai Pasai dan muara Sungai Perlak.
Awal mula penyebaran agama ini sebenarnya berawal dari runtuhnya Dinasti Fatimah di mesir yang beraliran syiah. Dinasti ini digantikan oleh Dinasti Mamluk yang beraliran Syafi'i dan menghapus aliran Syiah di Mesir. Tidak hanya itu, Mamluk juga mengutus Syekh Ismail untuk menghapus pengaruh syiah di pesisir Timur Sumatera.
Utusan Mamluk ini mengangkat Marah Silu menjadi sultan di Pasai dan diberikan gelar Sultan Malikul Saleh. Sebenarnya Kerajaan Pasai ini termasuk dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit yang memperluas wilayahnya hingga Sumatera. Namun seiring kemunduran Kerajaan Majapahit, wilayah Pasai berkembang menjadi sebuah Kerajaan Islam pertama di Nusantara.
Dibawah ini adalah Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Samudera pasai:
- Sultan Malik as Saleh (Malikul Saleh).
- Sultan Malikul Zahir, beliau wafat pada tahun 1326.
- Sultan Muhammad, beliau wafat pada tahun 1354.
- Sultan Ahmad Malikul Zahir atau juga Al Malik Jamaluddin, beliau wafat pada tahun 1383.
- Sultan Zainal Abidin, beliau wafat pada tahun 1405.
- Sultanah Bahiah ia merupakan puteri Zainal Abidin, beliau wafat pada tahun 1428.
Kerajaan Islam pertama di Indonesia mengalami masa kejayaan dan menjadi pusat belajar Islam. Bukti kuat pernah berjayanya kerajaan ini adalah catatan dari Ibnu Batutah asal Maroko. Beliau menyebutkan bahwa Samudera Pasai merupakan sebuah kerajaan yang menjadi pusat studi Islam di Nusantara saat itu. Beliau menulis hal ini karena ia pernah berkunjung ke Kerajaan Samudera pasai pada tahun 1345-1346.
2. Kerajaan Islam Palembang Darussalam di Sumatera Selatan
Kesultanan Palembang Darussalam merupakan sebuah kerajaan islam di Indonesia yang bertempat di Palembang, Sumatra Selatan. Kerajaan Islam ini diumumkan secara resmi oleh Sri Susuhan Abdurrahman pada tahun 1659. Sri Susuhan Abdurrahman adalah bangsawan keturunan Jawa dan beliau merupakan seorang penganut ajaran Islam.
Kerajaan Islam ini pada akhirnya dihancurkan oleh Belanda yang berada di Sumatera saat itu tepatnya tanggal 7 Oktober 1823. Walaupun demikian, bukti-bukti keberadaan Kerajaan Palembang tercatat dalam coretan sejarah.
Seorang ahli geografi asal Perancis bernama Malthe Conrad Bruun yang berada di Palembang sekitar tahun 1755 hingga 1826 menulis catatan mengenai Kerajaan Palembang. Beliau menjelaskan bahwa keadaan Kerajaan Palembang saat itu dihuni berbagai etnis seperti Cina, Siam, Jawa, dan Melayu. Selain itu dia juga menyebutkan berbagai bangunan yang berada di kota tersebut seperti istana Kerajaan yang didirikan dengan menggunakan batu bata.
3. Kerajaan Islam Pagaruyung, Kerajaan Malayapura, dan Kerajaan Dharmasraya di Sumatera Barat
Kerajaan Islam di Sumatera lainnya adalah Kerajaan Pagaruyung dan Malayapura. Kedua Kerajaan ini berada di Sumatera Barat. Awalnya keduanya merupakan satu kerajaan seperti tercatat dalam prasasti Amogphapasa. Disebutkan bahwa Adityawarman seorang raja dari Malayapura menyatakan dirinya sebagai penguasa Tanah Malayu di Suwarnabhumi.
Kedua Kerajaan Islam ini mengalami kehancuran saat perang Padri berlangsung pada masa itu. Pihak Belanda memecah belah kekuasaan lewat perjanjian-perjanjian yang merugikan kerajaan. Pada akhirnya perjanjiaan itu menguntungkan pihak Belanda dan Kerajaan Pagaruyung menjadi wilayah yang dikuasai oleh kolonial.
Prasasti Kerajaan Malayapura |
Sebagai catatan selain kedua kerajaan tersebut, masih ada suatu Kerajaan Islam Dharmasraya di wilayah Sumatera Barat. Meskipun hanya sedikit bukti dan catatan sejarah mengenai kerajaan ini namun tetap harus kita ketahui. Kerajaan Dharmasraya merupakan pecahan dari Kerajaan Malayapura pada saat masa kekuasaan Raja Adityawarman.
C. KERAJAAN ISLAM DI PAPUA
Ternyata Kerajaan Islam di Indonesia tidak hanya berada di Pulau Jawa dan Sumatera, namun juga pernah ada di bumi Papua. Dalam Sejarah Kerajaan Islam di Papua atau Irian Jaya pernah ada beberapa Kerajaan Islam yang pernah berkuasa pada jaman dahulu.Sejarah Nasional menyebutkan bahwa pernah ada 4 Kerajaan Islam yang ada di Papua saat ajaran Islam berkembang disana. Penyebaran ajaran Islam ini dibawa oleh para pedagang Bugis yang singgah dan bermukim di pulau Papua. Berikut ini adalah Kerajaan-kerajaan Islam di Papua:
1. Kerajaan Waigeo berada di Pulau Waigeo dengan pusat kekuasaan di Wewayai.
2. Kerajaan Salawati berada di Pulau Salawati dengan pusat kekuasaan di Samate.
3. Kerajaan Sailolof berada di Pulau Salawati Selatan dengan pusat kekuasaan di Sailolof.
4. Kerajaan Misool berada di Pulau Misol dengan pusat kekuasaan di Lilinta.
Selain 4 Kerajaan Islam tersebut diatas ternyata masih ada beberapa Kerajaan Islam lainnya di Tanah Papua. Kerajaan-kerajaan ini tepatnya berada di kepulauan Raja Ampat. Berikut ini daftar kerajaan Islam di Raja Ampat:
- Kerajaan Namatota
- Kerajaan Komisi
- Kerajaan Fatagar
- Kerajaan Ati-Ati
- Kerajaan Rumbati
- Kerajaan Pattipi
- Kerajaan Sekar
- KerajaanWertuar
- Kerajaan Arguni.
Mungkin kita sangat jarang mendengar nama-nama Kerajaan Islam di atas, hal ini dikarenakan skala kekuasan kerajaan tergolong sempit. Sehingga dalam buku sejarah saat ini masih sangat sedikit yang membahas nama-nama Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia secara lengkap.
Peta Kerajaan Islam di Papua |
Banyaknya kerajaan Islam di Papua ini sangat menarik untuk kita bahas karena secara logika Agama Islam disana merupakan Minoritas. Munculnya berbagai Kerajaan Islam ini bisa terjadi akibat perkembangan ajaran Islam disana.
Bermula dari ajaran Islam yang dibawa dan disebarkan oleh para pedagang dari Bugis. Pada masa itu para pedagang sepertinya selain berdagang mereka mempunyai misi menyebarkan suatu kepercayaan. Istilah terkenalnya Gold, Glory, dan Gospel yang memiliki arti Kekayaan, Kekuasaan, dan Kepercayaan.
Dikisahkan pada masa itu seseorang bernama Haweten Attamimi pedagang dari Arab singgah dan menyebarkan ajaran Islam di Papua khususnya Fakfak. Pria ini sebelumnya telah sukses membawa pengaruh besar perkembangan Islam di Tanah Ambon. Cara dan proses pengislaman warga setempat tergolong unik dan aneh pada masa itu. Beliau menyebarkan Islam lewat ajakan untuk berkhitan.
Namun dalam catatan lainnya menyebutkan bahwa ajaran Islam di Papua berasal dari Bacan. Bacan merupakan sebuah Kesultanan yang dipimpin oleh Sultan Mohammad al Bakir. Beliau merencanakan akan menyebarkan ajaran Islam di Sulawesi, Nusa Tenggara, Kalimantan, Papua, bahkan Jawa. Catatan sejarah ini didukung oleh pendapat sejarawan luar negeri bernama Thomas Arnold. Ia mengatakan bahwa Zainal Abidin merupakan Raja Bacan yang pertama yang memeluk islam pada masa jabatannya tahun 1521.
Berkat jasa Kesultanan Bacan ini, hampir seluruh wilayah Papua pada masa itu berkembang ajaran Islam. Selain itu kepercayaan Animisme di Tanah Papua berhasil dihilangkan oleh Kesultanan ini. Kurangnya sumber sejarah membahas perkembangan Islam di tanah Papua pada jaman dahulu bisa jadi merupakan propaganda oleh kolonial Belanda. Hasilnya dapat kita lihat saat ini bahwa Agama Islam menjadi minoritas di Tanah Papua.
D. KERAJAAN ISLAM DI SULAWESI
Wilayah Sulawesi juga menjadi sasaran penyebaran agama Islam oleh para Pedagang saat itu. Pedagang-pedagang dari Malaka, Jawa, dan Sumatera mulai datang ke Sulawesi pada abad ke-15 Masehi. Mereka mulai singgah dan bermukim di wilayah Sulawesi bagian Selatan. Maka tidak heran jika bermunculan Kerajaan Islam di berbagai wilayah selatan Sulawesi saat itu.Proses penyebaran Islam di Sulawesi ini memang agak terlambat, karena perkembangan ajaran Islam baru tersebar di abad 15 M. Berbeda dengan Sumatera dan Jawa yang sudah terlebih dahulu berkembang. Wilayah Sulawesi baru menjadi sasaran perdagangan dunia setelah Sumatera dan Jawa yang secara otomatis ajaran Islam masuk ke Sulawesi baru terjadi setelah banyaknya pedagang Islam singgah di wilayah ini.
Seiring perkembangan Islam yang semakin besar, wilayah Sulawesi Selatan yang menjadi cikal bakal masuknya para pedagang islam menjadi pusat belajar Islam. Tepatnya di daerah Lawu, Gowa, dan Tallo perkembangan Islam sangat pesat. Daerah ini berkembang menjadi sebuah Kerajaan Islam yang sangat terkenal dan mempunyai pengaruh besar dalam perdagangan dan penyebaran Islam sampai akhir abad 16 M.
Berikut ini Kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi:
1. Kerajaan Gowa-Tallo
Pada awalnya Kerajaan ini merupakan dua Kerajaan yang berbeda. Namun seiring berkembanganya ajaran Islam kedua Raja di masing-masing kerajaan memeluk Islam pada tanggal 22 September 1605 M. Pada akhirnya kedua kerajaan ini bergabung dan menjadi kuat hingga menjadi sebuah kerajaan besar pada masa itu.
Meskipun Kerajaan Gowa-Tallo merupakan kerajaan Islam namun mereka mempunyai toleransi yang tinggi kepada masyarakat. Pada saat masa pemerintahan Sultan Muhammmad Said (1639-1653) dan Sultan Hasanuddin (1639-1669) portugis yang mayoritas beragama Kristen Katolik dibebaskan memilih kepercayaannya.
Faktor toleransi beragama ini menjadi hal yang sangat istimewa karena ternyata toleransi beragama sudah ada sejak saat itu. Berkat toleransi ini Kerajaan Gowa-Tallo memiliki hubungan baik dengan berbagai pihak dan dikenal sebagai Kerajaan Dagang Terbesar saat itu.
Kerajaan Gowa-Tallo |
2. Kerajaan Bone
Perkembangan ajaran Islam di Bone sebenarnya karena pengaruh besar dari Kerajaan Gowa. Pada masa itu, Sultan Alaudin mulai menyebarkan ajaran Islam secara damai ke masyarakat Bone. Sang sultan utusan Kerajaan Gowa ini berdakwah ke Kerajaan Bone.
Pada tahun 1611 M, Raja Bone XI yaitu La Tenri Ruwa memeluk Agama Islam meskipun banyak yang menentang pada masa itu. Setelah itu Kerajaan Bone menjadi salah satu Sejarah sebagai Kerajaan Islam di Indonesia.
3. Kerajaan Konawe
Kerajaan Islam ini terletak di Sulawesi Tenggara. Pada abad ke-18 ajaran Islam mulai masuk ke wilayah Kerajaan Konawe. Seperti yang kita ketahui ajaran Islam pada masa itu dibawa oleh para saudagar dan pedagang dari Bugis dan Ternate.
Para pedagang singgah dan menetap di wilayah Konawe dan memberikan pengaruh besar kepada kepercayaan masyarakat saat itu. Perlahan mereka menerima ajaran Islam dan Kerajaan Konawe akhirnya menjadi Salah satu Kerajaan Islam di Sulawesi.
E. KERAJAAN ISLAM DI MALUKU
Pulau Maluku merupakan saksi dimana pernah ada dua Kerajaan Islam yang terkenal pada masa lalu. Sejarah Nasional mencatat kedua Kerajaan Islam ini adalah Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore. Dibawah ini penjelasan singkat mengenai kedua kerajaan islam ini:1. Kerajaan Ternate
Kerajaan Ternate merupakan salah satu Kerajaan Islam di Indonesia yang berdiri pada abad ke-13 M. Kerajaan ini beribukota di Sampalu tentunya di Pulau Ternate. Maluku. Sebelum Kerajaan Ternate berdiri, di Maluku sudah ada beberapa kerajaan seperti Tidore, Bacan, Jaelolo. Akan Tetapi Kerajaan Ternate tercatat sebagai kerajaan paling maju dan berjaya di Maluku. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya para pedagang dari seluruh Nusantara berdatangan ke Kerajaan Ternate pada masa itu.
2. Kerajaan Tidore
Seperti yang kita ketahui diatas bahwa Kerajaan Tidore sudah ada sebelum Kerajaan Ternate berdiri. Kerajaan Tidore berdiri tahun 1081 M atau akhir abad ke 10 M. Akan tetapi Kerajaan Tidore baru berubah menjadi Kerajaan Islam pada abad ke-14 M sekitar tahun 1471. Raja Tidore yang pertama adalah Muhammad Naqal
Ajaran Islam masuk ke Tidore pada abad ke-14 dibawa oleh Ciriliyah atau Sultan Jamaluddin. Beliau merupakan Raja Tidore kesembilan dan berhasil mengubah Kerajaan Tidore menjadi salah satu Kerajaan Islam di Indonesia. Sebagai catatan bahwa Sultan Jamaluddin memeluk Islam berkat ajaran dari dakwah yang disampaikan Sheikh Manshur yang berasal dari Arab.
F. KERAJAAN ISLAM DI JAMBI
Pada mulanya daerah Jambi merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Malayu. Setelah itu, daerah ini menjadi bagian dari kekuasaan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit hingga akhir abad ke-14. Pada abad ke-17 hingga 18 M berdirilah Kerajaan Islam bernama Kesultanan Jambi. Walaupun demikian Kesultanan ini masih sangat kental dengan pengaruh adat dan kepercayaan Jawa.Kesultanan Jambi
Kesultanan Jambi merupakan salah satu Kerajaan Islam yang terletak di Pulau Jambi. Kerajaan ini berbatasan langsung dengan Kerajaan Minangkabau dan Kerajaan Indragiri. Di bagian selatan kerajaan Jambi berbatasan langsung dengan Kesultanan Palembang. Kesultanan Jambi mempunyai ibukota sebagai pusat pemerintahan di Kota Jambi yang terletak di pinggir sungai Batanghari.
Seperti yang kita ketahui sejarah Kesultanan Jambi sangat panjang ceritanya. Bermula dari menjadi bagian dari wilayah Kerajaan Malayu kemudian Sriwijaya dan Majapahit. Pengaruh Kerajaan terdahulu masih sangat kental di Kesultanan ini. Berbagai adat dan kepercayaan orang jawa masih dilestarikan oleh Kesultanan Jambi.
Berikut ini adalah daftar Raja atau Sultan yang pernah memerintah Kesultanan Jambi:
- Mas’ud Badruddin bin Ahmad Sultan Ratu Seri Ingalaga memerintah pada tahun 1790-1812
- Mahmud Muhieddin bin Ahmad Sultan Ratu Seri Ingalaga memerintah pada tahun 1812-1833
- Muhammad Fakhruddin bin Mahmud Sultan Keramat memerintah pada tahun 1833-1841
- Abdul Rahman Nazaruddin bin Mahmudpada memerintah tahun 1841-1855
- Thaha Syaifuddin bin Muhammad (1st time) memerintah pada tahun 1855-1858
- Ahmad Nazaruddin bin Mahmud memerintah pada tahun 1858-1881
- Muhammad Muhieddin bin Abdul Rahman memerintah pada tahun 1881-1885
- Ahmad Zainul Abidin bin Muhammad memerintah pada tahun 1885-1899
- Thaha Syaifuddin bin Muhammad (2nd time) memerintah pada tahun 1900-1904
KERAJAAN ISLAM DI RIAU
Kerajaan Islam di Riau bermula dari pengaruh Kerajaan Samudera Pasai dan Kerajaan Malaka. Hal ini tercatat dalam berita yang disampaikan Tome Pires sekitar tahun 1512-1515. Dalam berita tersebut dikatakan bahwa terdapat beberapa Kerajaan Islam di Riau yaitu Siak, Kampar, dan Indragiri.Pada tahun 1300 hingga 1400 terdapat 3 Kerajaan Islam yaitu Kerajaan Siak, Indragiri dan Kampar. Ketiga Kerajaan tersebut adalah bekas wilayah kekuasaan Kerajaan Singasari Majapahit dan Malaya. Kerajaan-kerajaan tersebut menjadi Kerajaan Islam di abad ke-15 tepatnya setelah Kerajaan Samudera Pasai dan Malaka berkuasa di tanah Sumatera.
Namun selain ketiga kerajaan diatas masih ada beberapa kerajaan islam lain yang berada di Riau. Perkembangan islam saat itu membuat kerajaan-kerajaan disana berubah menjadi bernuansa Islami. Hal ini dapat kita lihat dengan munculnya beberapa kerajaan islam baru di Riau.
Dibawah ini adalah daftar Kerajaan Islam yang berada di Riau:
- Kerajaan Siak
- Kerajaan Indragiri
- Kerajaan Kampar
- Kerajaan Pekantua Kampar (1505-1675)
- Kerajaan Tanjung Negeri (1675-1725)
- Kerajaan Pelalawan (1725-1946)
Kesultanan Riau Lingga |
KERAJAAN ISLAM DI NUSA TENGGARA
Pulau Nusa Tenggara merupakan daerah di Indonesia yang mempunyai keanekaragaman budaya dan kekayaan alam. Selain itu pulau ini memiliki banyak peninggalan sejarah dari kerajaan-kerajaan yang pernah berjaya pada masa lalu.Peninggalan sejarah yang banyak ditemukan di Nusa Tenggara merupakan peninggalan sejarah dari Kerajaan Selaparang dan Kerajaan Bima. Kedua Kerajaan tersebut adalah Kerajaan Islam terbesar di daerah Nusa Tenggara Barat.
1. Kerajaan Selaparang
Masuknya ajaran Islam di Nusa Tenggara diperkirakan pada ke-15 Masehi. Seorang sunan bernama Sunan Serapan yang merupakan putra dari Sunan Giri berperan penting dalam perkembangan Islam di pulau ini.
Pada tahun 1540 hingga 1550 banyak mubalig yang berdatangan dari Makasar untuk menyebarkan Islam. Kerajaan Selaparang merupakan salah satu Kerajaan Islam yang berdiri di Lombok saat Islam berkembang pesat di Nusa Tenggara.
2. Kerajaan Bima
Selain Kerajaan Selaparang di Lombok, ada sebuah Kerajaan Islam lainnya di Nusa Tenggara Barat yaitu Kerajaan Bima. Letak Kerajaan Bima berada di pantai timur Pulau Sumbawa yang pada saat ini dikenal dengan nama Kota Bima.
Istana Kesultanan Bima |
Dibawah ini adalah sultan atau raja yang pernah memerintah di Kerajaan Bima:
- Sultan Abdul Kahir (Sultan Bima I) merupakan Raja Kerajaan Bima pertama yang masuk Islam.
- Sultan Abdul Khair Sirajuddin (Sultan Bima II) atau lebih dikenal dengan nama La Mbila dan Ruma Matau Uma Jati.
- Sultan Nuruddin Abubakar Ali Syah dikenal juga Ruma Ma Wa’a Paju yang merupakan putra Sultan Bima II. Kemudian Sultan Nuruddin menikahi Daeng Tamemang (Putri Raja Kerajaan Tallo).
- Sultan Abdul Hamid Muhammad Syah. Pada masa beliau memerintah, Kerajaan Bima menjadi wilayah kekuasan Belanda.
- Sultan Muhammad Salahuddin, pada masa ia memerintah terjadi masa perubahan dari jaman penjajahan ke jaman merdeka.
KERAJAAN ISLAM PERTAMA DI INDONESIA
Fakta yang kita ketahui bahwa Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Kerajaan Samudera Pasai. Namun ada sebagian sumber sejarah menyebutkan bahwa jauh sebelum Kerajaan Samudera pasai berdiri sudah ada Kerajaan Islam bernama Kerajaan Perlak.Situs Sejarah Kerajaan Perlak |
PENINGGALAN KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
Kerajaan Islam di Indonesia banyak meninggalkan hasil kebudayaannya yang sampai sekarang masih ada dan menjadi peninggalan sejarah bagi kejayaan Islam di Indonesia. Ada banyak peninggalan kerajaan-kerajaan Islam baik itu berupa benda, kitab, seni, juga syair. Di indonesia terdapat banyak peninggalan sejarah yang berseni Islam.Dari beberapa peninggalan sejarah Kerajaan Isalm yang berseni Islam tersebut seperti istana atau keraton, masjid, pesantren, batu nisan, makam, seni sastra, dan juga perayaan keagamaan. Di bawah ini termasuk peninggalan-peninggalan kerajaan islam di seluruh Indonesia yang banyak dikenal dan keberadaanya masih ada sampai sekarang.
1. Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai
- Hikayat Raja Pasai
- Makam Sultan Malik As-Saleh
- Dirham Pasai
- Benteng Indrapatra
- Dirham Aceh
- Lukisan raja Sultan Iskandar Muda
- Makam Sultan Iskandar Muda
- Masjid Baiturrahman
- Dampar Kencana
- Masjid Agung Demak
- Pintu Bledeg
- Piring Campa
- Keraton Kanoman
- Kesultanan Kasepuhan
- Masjid agung Sang Cipta Rasa
- Taman air Gua Sunyaragi
- Benteng Speelwijk
- Gerbang Kesultanan Banten
- Masjid Agung Banten
- Meriam Ki Amuk
- Benteng Fort Rotterdam
- Masjid Katangka
- Makam Sultan Hasanuddin
- Alameng Tata Rapeng
- Keris La Makkawa
- La Salaga
- Payung emas Teddung Pulaweng
- Selendang emas Sembangeng Pulaweng
- Istana Kesultanan Ternate
- Makam Sultan Baabullah
- Masjid Jami Kesultanan Ternate
- Bangsal Duda
- Gerbang Makam Kotagede
- Masjid Makam Kotagede
- Pertapaan Kembang Lampir
- Rumah Kalang
- Keraton Tidore
0 Response to "Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia dan Peninggalannya"
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar anda. Senang sekali anda sudah berkunjung.